TERAPI DZIKIR UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA : CASE REPORT

Aprilia Aulia Ardianti; Iceu Amira; Nur Oktavia Hidayati

doi:10.55681/sentri.v3i4.2569

Authors

Aprilia Aulia Ardianti Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
Iceu Amira Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
Nur Oktavia Hidayati Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2569

Keywords:

Halusinasi Pendengaran, Skizofrenia, Terapi Dzikir

Abstract

Halusinasi pendengaran adalah keadaan dimana individu mengalami keyakinan mendengar dan merasakan “suara” tanpa adanya masukan stimulus pendengaran yang sesuai. Apabila tidak segera diatasi, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif pada pasien skizofrenia, meningkatkan kecemasan, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Tindakan keperawatan yang diberikan adalah terapi dzikir. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan terapi dzikir dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan membandingkan data rekam medis pasien. Adapun untuk instrumen yang digunakan adalah pengkajian psikosa keperawatan jiwa. Penelitian ini merupakan bentuk desain study case (studi kasus) dengan menggunakan penatalaksanaan asuhan keperawatan penerapan strategi pelaksanaan dan terapi dzikir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki masalah keperawatan jiwa halusinasi pendengaran dibuktikan dengan mengatakan selalu mendengar suara bayi memanggilnya. Setelah dilakukan intervensi dzikir selama tiga hari selama 15-30 menit setiap pertemuannya, pasien tampak terlihat jauh lebih tenang, emosi cukup stabil dan dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya terbukti dengan pasien mengatakan saat dzikir suara tersebut kadang-kadang menghilang sedangkan sebelum diberikan intervensi pasien sering melamun, bicara kacau, dan mengatakan mendengar suara memanggilnya yang membuat pasien merasa cemas. Intervensi keperawatan terapi dzikir dapat diberikan karena efektif dalam meningkatkan kemampuan pasien mengontrol frekuensi munculnya halusinasi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

AS, A. Nur Anna. (2019). Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi Pendengaran Di Ruang Kenanga Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Media Keperawatan, 10(2), 97-102.

Ayres, H., & Panickacheril John, A. (2015). The assessment of motor and process skills as a measure of ADL ability in schizophrenia. Scandinavian Journal of Occupational Therapy, 22(6), 470-477.

Freeman, D., et al., (2016). The efficacy of a new translational treatment for persecutory delusions: study protocol for a randomised controlled trial (The Feeling Safe Study). Trials, 17(1), 1-8.

Gasril, P., Suryani, S., & Sasmita, H. (2020). Pengaruh terapi psikoreligious: dzikir dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia yang muslim di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), 821-826.

Goghari, V. M., Harrow, M., Grossman, L. S., & Rosen, C. (2013). A 20-year multi-follow-up of hallucinations in schizophrenia, other psychotic, and mood disorders. Psychological Medicine, 43(6), 1151-1160.

Jones, S., Sutton, K., & Isaacs, A. (2019). Concepts, practices and advantages of spirituality among people with a chronic mental illness in Melbourne. Journal of religion and health, 58(1), 343-355.

Lunn, B. (2017). Schizophrenia. Psychiatry by Ten Teachers, 335 (July), 102–113.

Munandar, A., Irawati, K., & Prianto, Y. (2019). Terapi Psikoreligius Dzikir Menggunakan Jari Tangan Kanan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1), 69-75. [9] Yosep, I. (2011). Keperawatan jiwa. Bandung: Refika aditaman.

McCarthy-Jones, S., & Longden, E. (2015). Auditory verbal hallucinations in schizophrenia and post-traumatic stress disorder: common phenomenology, common cause, common interventions?. Frontiers in Psychology, 6, 1071..

Rustika, M. (2020). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok (Tak) Orientasi Realitas Sesi I: Pengenalan Orang Pasien Halusinasi Pada Skizofrenia Tahun 2020 (Doctoral Dissertation, Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan).

Suryani (2013). Salat and dhikir to Dispel Voices: The Experience of Indonesia Muslim with Chronic Mental Ilness. Original Paper. MJP Online Early.

Sousa, J. (2020). Psychosis, Spirituality & Expressive Arts Therapy: A Literature Review.

Scheewe, T. W., et al., (2019). Low physical activity and cardiorespiratory fitness in people with schizophrenia: a comparison with matched healthy controls and associations with mental and physical health. Frontiers in psychiatry, 10, 87.

Temesgen, W. A., Chien, W. T., & Bressington, D. (2020). Factors influencing subjective recovery of people with recent-onset psychosis: A cross-sectional study in a low-income Sub-Saharan country. Psychiatry research, 287, 112282.

Toney-Butler, T. J., & Thayer, J. M. (2022). Nursing Process.

Yosep, I. (2011). Keperawatan jiwa. Bandung: Refika aditaman.

Thomas, P., et al. (2007). Correlates of hallucinations in schizophrenia: A cross‐cultural evaluation. Schizophrenia research, 92(1-3), 41-49.

Yttri, J. E., Urfer-Parnas, A., & Parnas, J. (2022). Auditory verbal hallucinations in schizophrenia, part II: phenomenological qualities and evolution. The Journal of Nervous and Mental Disease, 210(9), 659.

Waters, F., et al., (2014). Visual hallucinations in the psychosis spectrum and comparative information from neurodegenerative disorders and eye disease. Schizophrenia bulletin, 40(Suppl_4), S233-S245.

Waters, F., & Fernyhough, C. (2017). Hallucinations: a systematic review of points of similarity and difference across diagnostic classes. Schizophrenia bulletin, 43(1), 32-43.

World Health Organization (2019. Schizoprenia. WHO fact sheet schizophrenia web site; 2019. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schizophrenia.