STUDI KASUS: APLIKASI INTERVENSI TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE PADA PASIEN WOUND DEHISCENCE POST-OPERASI KOLITIS ULSERATIF DALAM MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR

Authors

  • Bayu Rahadian Permana Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Chandra Isabella Hostanida Purba Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Bambang Aditya Nugraha Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2576

Keywords:

Gangguan pola tidur, Post-Operasi Kolitis Ulseratif, Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique, Wound Dehiscence

Abstract

Studi kasus ini unik karena menunjukkan adanya efek spiritual emotional freedom technique dalam meningkatkan kualitas tidur pasien dengan wound dehiscence. Wound Dehiscence adalah komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pasca bedah abdomen. Wound Dehiscence dapat muncul pada 4 – 14 hari pasca operasi dengan rata-rata pada hari ke 7. Angka kejadian wound dehiscence di dunia mencapai angka 0,4%-3,5%. Beberapa literature menunjukan bahwa wound dehiscence memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi yaitu 3-35%. Wound dehiscence memiliki beberapa dampak pada pasien, salah satunya yang terjadi pada kasus ini adalah peningkatan stress yang berujung kepada penurunan kualitas tidur. Gangguan pola tidur bisa ditangani dengan terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique adalah salah satu teknik non-farmakologi yang menggabungkan sistem energi tubuh (energy medicine) dan terapi spiritualitas dengan tapping di beberapa tititk tubuh tertentu. Terapi ini dapat meningkatkan kualitas tidur karena tapping yang dilakukan dapat menstimulasi peningkatan hipotalamic pituitary adrenal yang menghentikan respon alarm dari system saraf simpatis dan parasimpatis dan berganti menjadi respon relaksasi. Sikap pasrah kepada Allah SWT disertai hati yang ikhlas akan merangsang tubuh kita untuk mengalami relaksasi, pernafasan dan denyut jantung menjadi stabil, memperlancar skulasi darah yang mengalir dan akhirnya menghasilkan kondisi yang rileks dan mudah untuk memulai tidur.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arnata, Anggi Prasetia, Rosalina Rosalina, and Puji Lestari. "Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lansia di Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang." Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) 1, no. 1 (2018).

Gök, Mehmet Ali, Mehmet Tolga Kafadar, and Serkan Fatih Yeğen. "Comparison of negative-pressure incision management system in wound dehiscence: a prospective, randomized, observational study." Journal of Medicine and Life 12, no. 3 (2019): 276.

Ningrum, Tita Puspita, and Chandra Isabela. "GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN WOUND DEHISCENCE MENURUT VARIABEL ROTTERDAM DI RSUD KOTA BANDUNG." Jurnal Keperawatan Bsi 4, no. 2 (2016).

Rajin, Mukhamad. "Terapi Spiritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Pasca Operasi di Rumah sakit." Prosiding Seminas Competitive Advantage 1, no. 2 (2012).

Kenig, Jakub, Piotr Richter, Anna Lasek, Katarzyna Zbierska, and Sabina Zurawska. "The efficacy of risk scores for predicting abdominal wound dehiscence: a case-controlled validation study." BMC surgery 14 (2014): 1-6.

Ramshorst, Gabriëlle H., Jeroen Nieuwenhuizen, Wim CJ Hop, Pauline Arends, Johan Boom, Johannes Jeekel, and Johan F. Lange. "Abdominal wound dehiscence in adults: development and validation of a risk model." World Journal of Surgery 1, no. 34 (2010): 20-27.

Wahyuni, Dian, Zulian Effendi, and Yunita Mukarima. "Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Reduce Sleep Disorder." Malaysian Journal of Medicine & Health Sciences 18 (2022).x

Downloads

Published

2024-04-05

How to Cite

Permana, B. R., Purba, C. I. H., & Nugraha, B. A. (2024). STUDI KASUS: APLIKASI INTERVENSI TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE PADA PASIEN WOUND DEHISCENCE POST-OPERASI KOLITIS ULSERATIF DALAM MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 3(4), 2068–2074. https://doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2576