HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK, POLA MAKAN DAN FAKTOR RIWAYAT PENYAKIT DENGAN KEJADIAN STUNTING
DOI:
https://doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2573Keywords:
Paparan Asap Rokok, Pola Makan, Riwayat Penyakit, StuntingAbstract
Prevalensi stunting provinsi Jawa Barat tahun 2021 berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah 24,5 % dan data prevalensi stunting di kabupaten Cianjur pada tahun 2022 menjadi 20,1 %. Data stunting di Desa Sukatani Wilayah kerja Puskesmas Haurwangi pada tahun 2023 menunjukkan angka kejadian sebanyak 23 balita stunting dari 565 balita yang ada di Desa Sukatani yang berarti bahwa 4,07 % balita mengalami stunting. Tujuan umum pada penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Paparan Asap Rokok, Pola makan Dan Faktor Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Stunting Di Desa Sukatani Wilayah Kerja Puskesmas Haurwangi Cianjur Tahun 2023. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. dengan pendekatan cross sectional. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,000 < 0,05. artinya terdapat hubungan paparan asap rokok dengan kejadian stunting, nilai p = 0,000 < 0,05 artinya terdapat hubungan pola makan dengan kejadian stunting. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,005 < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan riwayat penyakit dengan kejadian stunting. Diharapkan penelitian ini menjadi salah satu referensi yang dapat digunakan untuk melihat variable apa saja yang berhubungan dengan kejadian stunting.
Downloads
References
Apriluana, G. 2018. In Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita ( 0 59 Bulan ) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara, 5(2). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Aziz 2006 dalam Nurjannah.2013. Pedoman dan Perawatan Balita agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. Bandung: CV Nuansa Aulia.
Candra, A. 2020. Epidemiologi Stunting. Cetakan ke 1. Semarang: Universitas Diponegoro
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2012.Keputusan Menteri Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan R.I
Evelin & Djamaludin, N 2010, Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita, Wahtu Media, Jakarta
Humairoh (2021) Avicenna : Jurnal of health Research, Vol 5 No 2 Oktober 2022 Faktor determinan yang mempengaruhi stunting pada balita : scoping review
Hanum (2019) ‘Hubungan Tinggi Badan Ibu dan Riwayat Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan’, Amerta Nutrition, 3(2), pp. 78–84. doi: 10.2473/amnt.v3i2.2019.78-84.
Harisatur Risakiyah (2017). Perilaku konsumsi ikan ibu rumah tangga desa Joho Sleman Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Husna, M. (2017) Hubungan Tinggi Bada Ibu dengan Kejadia Stunting Pada Anak Usia 24-59 bulan di Wilayah Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2016. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Linawati, (2021) Hubungan Riwayat penyakit infkesi dengan kejadian stunting pada anak usia 12 – 59 bulan. Jurnal Kebidanan Malahayi (JKM) Vol 7 no 2 April 2021 ISSN 2579-762X Hal 200-206
Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta: Kemenkes RI Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Rahayu, Atika dkk. 2018. Stunting dan Upaya Pencegahannya. Yogyakarta: CV Mine
Tiwari, Rina., Ausman, M Lynne., & Agho, Kingsley Emwinyore. (2014). Determinants of Stunting and Severe Stunting among Under-Fives: Evidence from The 2011 Nepal Demographic and Health Survey. BMC Pediatrics. 14(239): 1-15.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Kemala Dewi HM, Susaldi Susaldi, Madinah Munawaroh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.