INTERVENSI PEMBERIAN TERAPI NEBULASI MENGGUNAKAN NACL 3% DENGAN GAGAL NAPAS: STUDI KASUS

Authors

  • Dian Triyani Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Ema Arum Rukmasari Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Sri Hendrawati Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2570

Keywords:

Anak, NaCl 3%, Gagal Napas, Hipertonik Salin, Terapi Inhalasi

Abstract

Gagal napas adalah kondisi dimana pernapasan tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh (hiperkapnia) dan tidak dapat menyuplai oksigen kedalam tubuh  (hipoksemia) secara adekuat. Intervensi manajemen jalan napas harus segera diberikan karena akan  berdampak pada kerusakan otak bahkan kematian pada anak. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan penerapan terapi nebulasi menggunakan NaCl 3% dalam mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif.  Penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Kriteria hasil yang diharapkan dengan dilakukannya intervensi yaitu adanya pengeluaran sekret, suara ronkhi di lapang paru meredup dan frekuensi napas membaik.  Hasil yang didapatkan sebelum diberikan intervensi frekuensi napas pasien di rentang 24 - 42x/menit dengan suara ronkhi di seluruh lapang paru, setelah diberikan intervensi frekuensi napas ada di rentang 23-28x/menit. NaCl 3% terbukti efektif dalam mengatasi bersihan jalan napas dan meningkatkan saturasi oksigen. NaCl 3% bekerja mengencerkan sekret dan meningkatkan refleks batuk pada bayi. Hal ini dikarenakan mekanisme kerja hipertonik yang menganggu ikatan ion sekret dan mengurangi keterikatan silang yang ada didalamnya, melembabkan saluran pernapasan, dan merangsang pelepasan prostaglandin. Pemberian terapi nebulasi NaCl 3% dengan posisi semi fowler  terbukti efektif dalam mengatasi masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Pemberian NaCl 3% lebih direkomendasikan untuk anak dibandingkan dengan pemberian salbutamol dan epinefrin.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andani, E. F. (2018). Skripsi efektifitas posisi high fowler (90) dan Semi Fowler (45) dengan Kombinasi Pursed Lips Breathing Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUD Caruban. http://repository.stikes-bhm.ac.id/159/1/20.pdf

Astriani, N. M. D. Y., Sandy, P. W. S. J., Putra, M. M., & Heri, M. (2021). Pemberian Posisi Semi Fowler Meningkatkan Saturasi Oksigen Pasien PPOK. Journal of Telenursing (JOTING), 3(1), 128–135. https://doi.org/10.31539/joting.v3i1.2113

Astuti, W. T., Marhamah, E., & Diniyah, N. (2019). Penerapan Terapi Inhalasi Nebulizer Untuk Mengatasi Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Brokopneumonia. Jurnal Keperawatan, 5(2), 7–13.

Bakhtiar. (2013). Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 5(2), 6–37.

Baron, J., & El-Chaar, G. (2016). Hypertonic saline for the treatment of bronchiolitis in infants and young children: A critical review of the literature. Journal of Pediatric Pharmacology and Therapeutics, 21(1), 7–26. https://doi.org/10.5863/1551-6776-21.1.7

Beal, G., Barbier, C., Thoret, S., Rubio, A., Bonnet, M., Mazet, R., Ego, A., & Pin, I. (2019). Nebulized hypertonic saline 3% for 1 versus 3 days in hospitalized bronchiolitis: A blinded non-inferiority randomized controlled trial. BMC Pediatrics, 19(1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s12887-019-1804-0

British Thoracic Society. (2016). British Guideline on The Management of asthma. London: A national clinical guideline.

Cai, Z., Lin, Y., & Liang, J. (2020). Efficacy of salbutamol in the treatment of infants with bronchiolitis: A meta-analysis of 13 studies. Medicine, 99(4), e18657. https://doi.org/10.1097/MD.000000 0000018657

Dearasi, N., Nadhifanny, D., Rukmi, R., & Perdani, W. (2017). Deby Nadhifanny & Roro Rukmi Windi Perdani | Nebulisasi NaCl 3% lebih efektif daripada NaCl 0,9% pada. Bronkiolitis Akut Majority |, 6, 136.

Friedman, J., Rieder, M., & Walton, J. (2014). Bronchiolitis: Recommendations for diagnosis, monitoring and management of children one to 24 months | Position statements and practice points | Canadian Paediatric Society. Pediatrics and Child Health, 19(9), 458–491.

Garna, H., & Nataprawira, H. (2014). Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak. Edisi ke-5. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Gupta, H., Gupta, V., Kaur, G., Baidwan, A., George, P., Shah, J., Shinde, K., Malik, R., Chitkara, N., & Bajaj, K. (2016). Effectiveness of 3% hypertonic saline nebulization in acute bronchiolitis among Indian children: A quasi-experimental study. Perspectives in Clinical Research, 7(2), 88. https://doi.org/10.4103/2229-3485.179434

Hakim, C., Palupi, E., & Suprhatiningsih. (2021). Pemberian Inhalasi dengan Posisi Semifowler untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Napas pada Anak Pneumonia. 320–328.

Humas Sardjito. (2017, 07 17). Nebulisasi NaCl 3% Lebih Efektif daripada NaCl 0,9% pada Bronkiolitis Akut. Dipetik 12 09, 2023, dari https://sardjito.co.id/2019/07/17/nebulasi-nacl-3-lebih-efektif-daripada-nacl-09-pada-broniolitis-akut/

Islam, M. S., Mollah, M. A. H., Khan, T. H., Shaha, C. K., Uddin, M. Z., & Khanam, S. (2018). Comparative Efficacy of Nebulized 7% Hypertonic Saline versus 3% Hypertonic Saline in Children with Acute Bronchiolitis. Journal of Dhaka Medical College, 26(2), 153–156. https://doi.org/10.3329/jdmc.v26i2.38834

Jedrzejek, M., Kalwak, D. P., & Migas, A. M. (2020). Praktyczne zastosowanie leków mukoaktywnych Mucoactive agents – practical use.

Kristiningrum, E. (2023). Terapi Inhalasi Nebulisasi untuk Penyakit Saluran Pernapasan. Cermin Dunia Kedokteran, 50(2), 105–107. https://doi.org/10.55175/cdk.v50i2.529

Lee, E. Y. (2019). Pediatric Interstitial (Diffuse) Lung Disease. In Imaging in Pediatric Pulmonology, Second Edition. https://doi.org/10.1007/978-3-030-23979-4

Mirabile, V. S., Shebl, E., Sankari, A., & Burns, B. (2023). Respiratory Failure in Adults. Treasure Island: StatPearls.

Padila. (2019). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter, A., & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. (Ed 4). Jakarta: EGC.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Pratiska, D. (2018). Efektivitas Pemberian Posisi Fowler dan Semifowler Terhadap Skala Sesak Napas Pasien PPO Saat Menjalani Terapi Nebulizer di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. 1–26.

Ridhania, A. (2016). Efektifitas Inhalasi Dengan Pemberian Posisi Semifowler Dan Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Dan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Tb Paru Di Rsup. Persahabatan Jakarta Tahun 2016. 1–19.

Wahyuni, L. (2014). Effect of nebulizer and effective chough on the status of breating COPD patient. Mojokerto: Stikes Bina Sehat PPNI.

Wartini, W., Immawati, I., & Dewi, T. K. (2021). Penerapan latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer dalam mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas anak suai prasekolah (3-5 tahun). Jurnal Cendikia Muda, 1(4), 7.

Yosefa Moi, M. (2019). Askep Pada Bayi Ny. T Dengan RDS diruangan NHCU RSUD Prof.DR.W.Z. Johanes Kupang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. http://repository.poltekeskupang.ac.id/564/1/KTI_MARIA YOSEFA MOI.pdf

Zhang, L., Mendoza-Sassi, R. A., Wainwright, C. E., Aregbesola, A., & Klassen, T. P. (2017). Nebulised hypertonic saline solution for acute bronchiolitis in infants. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2023(4). https://doi.org/10.1002/14651858.CD006458.pub5

Downloads

Published

2024-04-05

How to Cite

Triyani, D., Rukmasari, E. A., & Hendrawati, S. (2024). INTERVENSI PEMBERIAN TERAPI NEBULASI MENGGUNAKAN NACL 3% DENGAN GAGAL NAPAS: STUDI KASUS . SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 3(4), 1990–2000. https://doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2570