Aspek Hukum Islam Terhadap Keabsahan Pernikahan Pasangan Mualaf Yang Tidak Melakukan Isbath Nikah
DOI:
https://doi.org/10.55681/sentri.v4i11.4938Keywords:
Islamic law, mualaf, marriage legalization, women and childrenAbstract
Marriage is a legal and social institution that forms the foundation of a civilized society. In Indonesia, marriage is not only seen as a relationship between two individuals based on love and responsibility but also as a legal event that creates juridical consequences. The inconsistency between Islamic law and Indonesian positive law often creates legal challenges, particularly for mualaf (converts to Islam) couples who perform religious marriages without state registration (isbat nikah). This issue becomes complex because, under Islamic law, a marriage is considered valid if it fulfills the pillars and requirements of nikah, while under Indonesian positive law, registration is an essential condition for the marriage to have legal force. As a result, significant implications arise regarding legal status, civil rights, and the protection of women and children resulting from such marriages. This article employs a normative juridical approach by analyzing statutory regulations, the Compilation of Islamic Law (KHI), court decisions, and field interviews with officials from the Office of Religious Affairs (KUA) in Sigi Biromaru District. The findings reveal that unregistered marriages among mualaf couples cause legal vulnerability for women and children, as their status is not recognized administratively. Furthermore, the implementation of isbat nikah has not been fully effective due to a lack of public understanding of legal procedures. This study recommends the harmonization of Islamic and positive law through the integration of substantive justice values to achieve the ultimate purposes of law justice, certainty, and benefit.
Downloads
References
Rahmawati, L. (2022). Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Perkawinan Tidak Tercatat. Jurnal Hukum dan Syariah, 12(1), 45–60.
Safitri, A. (2023). Isbat Nikah dan Implementasinya di Masyarakat Desa. Jurnal Hukum Islam, 14(2), 89–105.
Maulidina, D. (2022). Kontestasi Hukum Islam dan Hukum Nasional dalam Praktik Perkawinan Mualaf. Al-Ahkam: Jurnal Hukum Islam, 30 (1), 77-91.
Mahfud, M.D. (2022). Politik Hukum di Indonesia. Rajawali Press.
Nur, R. (2023). “Pencatatan Nikah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Nasional.” Jurnal Al-Ahwal, 16(2), 101–118.
Syahrizal, Z. (2024). Pluralisme Hukum Keluarga di Indonesia. Prenadamedia Group.
Mulyani, S. (2022). “Dampak Sosial Hukum Perkawinan Tidak Tercatat di Indonesia.” Jurnal Hukum Islam Nusantara, 8(1), 45–60.
Wawancara Lapangan, KUA Sigi Biromaru, 26 Agustus 2025.
Sulaiman, F. (2023). “Kesadaran Hukum Pencatatan Perkawinan Masyarakat Muslim.” Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 17(1), 89–104.
Sari, D. (2022). “Literasi Hukum Perempuan Mualaf terhadap Isbat Nikah.” Jurnal Gender dan Hukum Islam, 4(2), 133–149.
Lubis, M. (2021). “Administrasi Kependudukan dan Problematika Pencatatan Perkawinan.” Jurnal Hukum dan Pembangunan Sosial, 9(2), 75–88.
Hamzah, N. (2023). Budaya Hukum dan Kesadaran Masyarakat terhadap Pencatatan Nikah. UIN Press.
Kompilasi Hukum Islam (KHI), Pasal 7.
Prasetyo, B. (2021). “Hambatan Masyarakat dalam Mengajukan Isbat Nikah.” Jurnal Peradilan Agama dan Sosial, 5(1), 22–36.
Yusuf, R. (2023). “Aksesibilitas Isbat Nikah bagi Masyarakat Pedesaan.” Jurnal Hukum Islam dan Masyarakat, 7(2), 120–136.
Widodo, A. (2022). “Perlindungan Hukum terhadap Perempuan dalam Perkawinan Tidak Tercatat.” Jurnal Hukum & Keadilan Sosial, 6(1), 40–57.
Rahmawati, N. (2024). “Implikasi Hukum Anak dari Perkawinan Tidak Tercatat.”
Jurnal Keluarga dan Hukum Islam, 8(3), 201–217.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2023).
Laporan Tahunan Perlindungan Anak Indonesia. Jakarta.
Harahap, L. (2022). “Mualaf dan Kerentanan Sosial di Indonesia.” Jurnal Sosiologi Agama, 10(2), 99–113.
Hasanah, U. (2024). Keadilan Substantif dalam Hukum Keluarga Islam Indonesia. Deepublish.
Fitria, N. (2021). “Perlindungan Hukum bagi Perempuan Rentan dalam Sistem Hukum Keluarga.” Jurnal Ilmiah Hukum dan Sosial, 3(1), 56–72.
Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). (2024). Reformasi Kebijakan Pencatatan Perkawinan di Indonesia. Kementerian Hukum dan HAM.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fadlun Nur Fadilah Djafar, Susi Susilawati, Ansar Ansar, Arfan Arfan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.





